Bagaimana seharusnya perkembangan bayi 21 minggu?
Berikut beberapa perkembangan bayi 21 minggu yang harus Anda ketahui:
- Berguling dari posisi terletang ke telungkup dan sebaliknya
- Mampu menegakkan kepala, serta mengangkat dada dan perut dengan kedua tangan untuk merangkak sedikit demi sedikit
- Mampu mengeluarkan suara dengan intonasi, nada, dan volume yang beraneka ragam
- Mampu mengucapkan beberapa kosakata seperti ‘ba’, ‘ma’, ‘pa’, ‘ga’
- Mulai menangis saat Anda meninggalkan ruangan dan sangat gembira saat melihat Anda kembali
- Tertawa ketika melihat gerakan Anda yang lucu dan juga mencoba untuk membuat Anda tertawa
- Meraih benda-benda di sekitarnya
- Selalu mencoba mempertahankan posisi kepala dalam keadaan tegak saat ia duduk
Apa yang harus saya lakukan untuk membantu perkembangan bayi 19 minggu?
Bayi Anda sekarang sudah mampu menemukan sumber suara dengan cepat. Cara termudah untuk menarik perhatian bayi adalah menciptakan bunyi dari berbagai sumber, misalnya kerincingan kunci atau lonceng.
Selain itu, bila Anda ingin menarik perhatian bayi ajaklah ia berbicara. Pada usia ini, anak tidak akan belajar bahasa secara optimal dari TV, radio, atau teknologi elektronik lainnya. Jadi, matikan saja dan gunakan bahasa sesungguhnya untuk membantu mengembangkan keahlian bahasa dan kosa kata anak.
Kesehatan & Keamanan
Apa yang perlu saya diskusikan dengan dokter di minggu 21?
Di usia ini, Anda mungkin tidak membutuhkan pertemuan rutin dengan dokter. Itu artinya, tidak ada vaksinasi sampai sebulan lagi. Meski begitu, Anda bisa mencatat semua pertanyaan seputar kesehatan si kecil untuk ditanyakan di kunjungan berikutnya.
Jika Anda melihat perubahan drastis pada pola makan atau pola tidur anak, diskusikan dengan dokter segera. Masalah ini memang biasanya tidak serius. Namun dalam kasus tertentu, masalah pada pola tidur dan makan bisa berkelanjutan dan merupakan gejala masalah lain yang lebih serius. Jadi, lebih baik periksakan ke dokter.
Apa yang harus diketahui pada perkembangan bayi 21 minggu?
Ada beberapa hal yang Anda ketahui, di antaranya:
1. Penyakit flu
Bayi biasanya rentan mengalami flu di tahun-tahun pertama kelahirannya. Bahkan, diperkirakan bayi bisa mengalami flu setidaknya 8 kali dalam setahun.
Virus flu menyebar melalui udara dan bisa menempel di gagang pintu atau mainan si kecil. Karena sistem imun anak belum sempurna, anak akan sangat mudah terkena flu. Terlebih, pada usia ini, bayi akan sangat sering menaruh tangannya dekat mata dan mulutnya. Akibatnya, jenis virus apapun bisa dengan mudah masuk ke dalam tubuh bayi dan menyebabkan penyakit. Termasuk flu.
Gejala paling umum dari flu adalah pilek, mata berair, hidung tersumbat, batuk, rewel seharian, dan demam ringan. Gejala ini biasanya berlangsung selama seminggu. Anda bisa menggunakan pompa isap untuk membuang lendir saat hidung anak tersumbat dan menggunakan nebulizer atau humidifier di dalam kamar tidur anak. Cara ini bisa dilakukan untuk membantu melancarkan saluran napas si kecil yang tersumbat lendir.
Jika memungkinkan, posisikan kepalanya bayi lebih tinggi dari badannya agar sirkulasi pernapasannya lebih lancar. Namun jangan pernah gunakan bantal untuk menaikkan kepala anak. Bila menyangga kepala tidak bisa melegakan saluran napasnya, Anda bisa menidurkannya dalam posisi duduk dengan postur berbaring sekitar 45 derajat.
Jangan biarkan bayi menggunakan obat apapun tanpa berkonsultasi dengan dokter sebelumnya. Umumnya, anak di bawah 6 tahun tidak disarankan untuk mendapatkan obat-obatan flu karena dapat menyebabkan efek samping tertentu. Antibiotik tidak akan bekerja melawan flu karena virus. Bila bayi demam, dokter mungkin menyarankan menggunakan acetaminophen (paracetamol).
Hubungi dokter segera jika anak Anda mengalami gejala ini:
- Demam 38 derajat Celcius atau lebih
- Napas cepat dan berat (lebih dari 60 kali per menit), batuk parah, mendesah atau terengah-engah
- Mata mengeluarkan cairan. Ini mungkin pertanda konjungtivitis atau infeksi telinga.
- Terus-menerus menarik telinga, menangis saat diberi makan atau menangis dengan cara yang tidak wajar saat hendak tidur, yang mungkin pertanda infeksi telinga.
2. Tumbuh gigi
Rata-rata gigi pertama bayi akan tumbuh pada usia sekitar 7 bulan, meskipun gigi pertama bayi mungkin juga bisa tumbuh lebih awal (bulan ke-3) atau lebih lambat (bulan ke-12). Pertumbuhan gigi sering dipengaruhi oleh faktor genetik. Jika orangtua bayi tumbuh gigi lebih cepat, bayi juga akan seperti itu, dan sebaliknya.
Namun, tanda tumbuh gigi biasanya muncul sekitar 2-3 bulan sebelumnya. Gejala ini sangat berbeda pada setiap anak. Bayi Anda mungkin mengalami salah satu atau semua hal di bawah ini:
- Mengeluarkan banyak air liur
- Ruam pada dagu dan wajah
- Batuk ringan
- Suka menggigit
- Susah makan atau minum
- Sering rewel
- Diare
- Demam ringan
- Bengkak pada gusi
- Menarik telinga dan mengusap pipi
Perhatian
Apa yang perlu diperhatikan pada perkembangan bayi 21 minggu?
Di bawah ini adalah beberapa hal yang harus Anda perhatikan:
Persiapan makanan padat pendamping ASI (MPASI)
Di usia ini, anak Anda harus sudah dikenalkan dengan makanan padat sedikit-sedikit sebelum akhirnya diberikan MPASI. Berikut beberapa hal yang harus Anda perhatikan untuk mempersiapkan dan mengenalkan MPASI pertama bayi:
- Jika Anda sedang menyusui, Anda bisa memberikan si kecil makanan padat ketika sore atau malam hari, saat produksi ASI sudah mulai menipis. Secara perlahan, kenalkan makanan padat pertama untuknya. Mulai dengan satu makanan per hari, kemudian tingkatkan pada sarapan dan makan malam untuk bulan berikutnya.
- Jangan paksa si kecil makan saat ia sedang lelah atau menangis. Sebaliknya, berilah makanan saat anak dalam keadaan terjaga dan suasana hatinya sedang senang.
- Penting untuk diingat, jangan terlalu banyak memberi makan padat bayi. Karena pada dasarnya ASI tetap menjadi asupan utamanya. Cara ini semata-mata dilakukan sebagai tahap pengenalan bayi dengan makanan padat.
- Sebelum mencoba memasukkan makanan ke dalam mulut bayi, taruh beberapa makanan di atas meja dan berikan ia kesempatan untuk melihatnya, menghancurkan, menggiling, bahkan mencoba memakannya.
- Tidak selalu makanan padat disukai si kecil. Jadi, Anda bisa mencoba menyuapi sedikit saja makanan tersebut dan tunggu beberapa saat untuk melihat reaksinya. Jika anak menemukan rasa yang cocok, dia mungkin membuka mulut lebih lebar pada suapan berikutnya.
- Anda tidak boleh memaksa bayi melanjutkan makan ketika dia tidak mau lagi. Tergantung anak Anda, tanda bahwa dia mau berhenti makan mungkin termasuk menangis, berbalik arah, mulut tertutup, atau bahkan justru membuang makanan.
Ingat bahwa Anda tidak akan bisa menilai perasaan anak dengan akurat ketika Anda kali pertama mencoba makanan baru. Kebanyakan bayi akan refleks menutup mulut mereka, dan ini bukan tanda anak tak suka makanannya.
Seperti apa pertumbuhan bayi pada minggu ke-22?